Pengaruh Televisi Terhadap Moral Remaja
By : Khoirul Anam
Sisi Positif dan Negatif yang Bisa Diberikan Televisi bagi kita
Televisi hadir sebagai sarana untuk memperlancar hubungan dan komunikasi antar manusia. Banyak perubahan dan kemajuan yang terjadi pada masyarakat abad kedua puluh dengan datangnya media masa televisi.
Televisi menghibur kita.
Pada dasarnya fungsi televisi adalah memberikan hiburan yang sehat serta pengetahuan kepada pemirsanya. Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk yang membutuhkan hiburan. Hiburan-hiburan yang sehat yang ditayangkan di televisi seperti musik, film, infotainment dan lain-lain sangat bermanfaat unutk mencairkan kejenuhan setelah sehari bekerja keras. Hal itu membuat pikiran kita kembali segar dan melupakan sejenak kelelahan sepanjang hari. Dahulu pada saat kita hanya memiliki stasiun TVRI (Televisi Republik Indonesia) orang-orang sangat kehausan hiburan dan terasa sekali betapa berharganya setiap acara hiburan yang ditayangkan. Contohnya drama seri Kisah Serumpun Bambu, Film Cerita Akhir Pekan, film dokumenter seperti Dian Rana, Flora dan Fauna, musik hiburan seperti Aneka Ria Safari, dan lain-lain adalah tayangan hiburan sehat yang jam tayangnya sangat ditunggu-tunggu.
Televisi Memberi Informasi, Pengetahuan & Pendidikan.
Televisi bisa mengerutkan dunia dan melaksanakan penyebaran berita dan gagasan lebih cepat. Dengan adanya media televisi dunia kelihatan semakin kecil dari sebelumnya. Kita bisa memperoleh kesempatan untuk memperoleh informasi yang lebih baik tentang apa yang terjadi di dunia. Berita-berita aktual bisa langsung disebarkan ke berbagai pelosok dunia secara langsung. Gempa bumi, penyakit menular, kriminalitas, peristiwa olah-raga terkini yang terjadi di belahan bumi bisa disaksikan bersama-sama oleh berjuta-juta orang. Media televisi telah bisa menyatukan hati semua orang melalui informasi yang diberikan. Dengan menonton tayangan televisi akan bisa menambah wawasan kita Televisi menambah pengetahuan kita. Industri pertelevisian di negara kita khususnya sebenarnya banyak menayangkan informasi-informasi yang akurat tentang pendidikan dan ilmu pengetahuanII. Sisi Negatif Yang Bisa Diberikan Televisi Bagi Kita
Pengaruh yang tercipta oleh media televisi bisa mempercepat kehancuran nilai-nilai agama dan moral tradisional dari pemirsanya.
Televisi Bisa Melukai dan Merusak Peradaban Kita.
Komunikasi tanpa batas telah banyak mengakibatkan pergeseran moral. Banyak tayangan televisi saat ini yang sudah kehilangan fungsi. Yang seharusnya memberikan hiburan untuk membangun ahklak malah melukai pemirsa baik-anak-anak maupun dewasa. Yang seharusnya televisi itu dibuat dan dirancang sebagai pendukung moral namun pada kenyataannya tidak demikian yang terjadi. Televisi menjadi pusat komersial nomor satu. Acara-acara dikemas untuk bisa dijual ke publik . Kemasan acara-acara penjadi persoalan selera bagi beberapa produser atau pihak stasiun televisi. Bagi mereka yang penting adalah rating acara tetap tinggi sehingga membuat acara semenarik mungkin untuk menggoda emosi dan selera pemirsa. Banyak acara-acara yang berkualitas namun karena tidak memiliki nilai jual yang tinggi, pihak stasiun televisi enggan untuk membeli. Hal ini sangat disayangkan. Program acara yang ditayangkan banyak yang melukai moral, martabat dan juga fisik manusia. Banyak acara televisi yang sama sekali tidak menghargai kehidupan bermasyarakat dan beragama. Banyak yang tidak lagi mengejar impian dan nilai-nilai moral tetapi sebaliknya menyerap nilai-nilai yang menyimpang dari masyarakat yang sakit. Mengajarkan orang bagaimana berbuat licik, jahat, membunuh, seni berbohong. Tayangan-tayangan yang berbau kekerasan, seksual, banyak mempengaruhi jalan pikiran pemirsa yang akibatnya adalah mereka menganggap hal itu sebagai sesuatu yang normal untuk dilakukan. Sangat disayangkan sepertinya tidak ada lembaga sensor untuk sinetron tentang tindakan yang terlihat begitu vulgar di televisi. Semua tayangan yang berbau kekerasan, setan, hantu, tidak satupun yang mendidik orang untuk lebih baik Hal yang lain yang sangat menyedihkan adalah bahwa banyak tayangan-tayangan film ataupun sinetron dalam televisi yang menggunakan kata-kata makian, hujatan, kebencian, kata-kata yang mengarah pada seks, namun sangat jarang sekali menayangkan resiko dari suatu tanggung jawab akan hal-hal yang terjadi. Adegan-adegan kekerasan, kebencian dan kejahatan, orang tua dan anak bekerja-sama melakukan kejahatan demi uang, anak-anak melawan dan memaki orang tua, murid-murid melawan guru yang akibatnya guru seperti tidak memiliki harga lagi di masyarakat, dan kejahatan moral lainnya juga sangat mudah didapatkan dalam tayangan-tanyangan televisi seperti sinetron, telenovela dan olah raga. Misalnya dalam sinetron Bidadari, Dia, Bawang Putih Bawang Merah, Tersanjung, Smach Down, dan lain-lain. Memang pengaruh negatif dari tayangan-tayangan seperti di atas tidak akan langsung terlihat. Begitu seseorang menonton sebuah adegan pembunuhan sadis dia tidak akan pergi keluar dan melakukan pembunuhan sadis. Tetapi akan terlihat kelak dimana bila semakin banyak seseorang itu menonton acara-acara kekerasan maka akan semakin besar kemungkinan bagi dia untuk berpikir bahwa hal semacam itu normal-normal saja dan boleh untuk dipraktekkan.
Televisi Bisa Menyita Banyak Waktu Berharga Kita.
Berdasarkan survey, kurang 25 % orang tua percaya bahwa anak-anak mereka lebih banyak menonton televisi. Pada akhirnya televisi akan memanjakan pemirsa yang membuat orang lupa untuk beraktivitas, menghancurkan gairah kerja, dan lain-lain. Banyak acara populer yang ditayangkan pada tengah malam atau subuh. Para penggemar acara tersebut akan memilih untuk duduk di depan televisi semalaman dari pada memikirkan pekerjaan esok hari. Akhirnya keadaan ini mengurangi ethos dan kualitas kerja.
Televisi Bisa Membohongi dan Sekaligus Membuat Kita Lupa Diri.
Cerita-cerita yang tidak masuk akal, diluar logika, iklan-iklan yang sangat menggiurkan banyak mempengaruhi penonton. Kehidupan fantasi yang mengeksploitasi seks, kekayaan, dewi penolong. Sinetron ataupun film di televisi banyak menyajikan model tindakan dan konsekuensi yang sepenuhnya tidak realistis. Pahlawan-pahlawan film bisa mengatasi masalah yang paling sulit dalam hitungan detik. Model seperti ini bisa mempunyai pengaruh atas cara pendekatan anak-anak kepada masalah. Namun yang lebih membahayakan lagi adalah dampak konsumsi sehari-hari dari tokoh idola dalam cerita dan acara yang hanya memperlihatkan sedikit perbedaan antara benar dan salah. Anak-anak sangat mudah terpengaruh dan mengadopsi kehidupan sang tokoh film dalam kehidupannya dan menginginkan diri seperti tokoh tersebut. Ada anak kecil yang membunuh adiknya. Setelah di lakukan investigasi, ditemukan bahwa penyebabnya adalah mereka bermain “supermen-supermenan” di kamar. Dia mengikat leher adiknya dengan kain sarung dan mendorongnya dari atas ranjang yang agak tinggi dengan keyakinan sang adik akan bisa melepaskan diri dari ikatan tersebut seperti yang dilakukan superman. Si adik tidak bisa dan akhirnya nyawanyapun melayang. Hal ini terjadi adalah karena pengaruh dari tontonan televisi. Lihatlah betapa dahsyat dan mengerikannya pengaruh tayangan sedemikian terhadap generasi-generasi penerus kita. Televisi banyak mempengaruhi pemirsa secara psikologis. Banyak tayangan yang mengajak pemirsanya untuk hidup dalam dunia delusi atau alam khayalan. Menciptakan kecemburuan yang akhirnya memaksa diri untuk melakukan kejahatan demi memenuhi hasrat. Televisi mengajarkan kepuasan sesaat, seperti iklan yang digunakan untuk menarik anak-anak dan remaja dan menarik mereka membeli suatu produk yang menipu. Televisi mengajarkan bahwa kebahagiaan berarti memiliki segala sesuatu.
Televisi Bisa Mempengaruhi Cara Keluarga Berinteraksi.
“Apa acara menarik malam ini?” pertanyaan ini telah menggantikan tempat, “Ayah, apakah ayah bisa membantu saya melakukan pekerjaan rumah ini?” Keluarga yang dahulu biasa berkumpul mengelilingi meja makan untuk bercakap-cakap, sekarang bukannya bertukar berita dan pandangan antara orang tua dengan anak. Tetapi sekarang meja makan telah berpindah ke depan televisi. Anak-anak lebih banyak membuang waktunya duduk di depan televisi dari pada berkomunikasi dengan orang tuanya. Suami dan isteri sampai saling beradu tegang untuk memegang remote kontrol. Seorang ibu yang sedang asyik menonton tayangan sinetron mencubit anaknya yang menangis minta diambilkan susu. Televisi telah banyak membuat kalut komunikasi yang efektif. Anak-anak remaja lebih bisa menghafal lagu dari Britney Spears daripada tugas yang diberikan guru dan orang tua.
Selektif Dalam Memilih Acara Yang Ditonton.
Lebih baik menonton acara-acara yang berkualitas. Tidak semua tayangan di televisi itu buruk tetapi ada beberapa acara yang baik untuk ditonton. Dalam hal ini kita lebih baik melihat acara apa yang direkomendasikan. Contohnya, bila kita ingin menonton film, sangat baik bila kita membaca resensinya dahulu sebelum kita tonton. Kita sebagai keluarga Kristen harus bisa mengatasi bagaimana caranya agar penyakit ini jangan sampai menulari generasi gereja. Dalam hal ini kita harus bisa menjadi guru paling tidak bagi diri sendiri dan anggota keluarga dan jemaat. Prinsip dari nasihat Paulus kepada jemaat di Tesalonika untuk menguji segala sesuatu dan memegang yang baik mungkin bisa kita aplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari ketika kita membuat pilihan apa yang harus dan apa yang tidak harus kita lakukan. Tuhan telah memberi kita akal untuk bisa memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik. Jangan izinkan anak- anak Saudara mempunyai televisi di kamar. Televisi membuat anak-anak menutup diri dari keluarga dan keluarga akan sulit untuk memonitor program- program yang ditonton. Jika anak- anak Anda mempunyai televisi di kamar, pertimbangkan untuk memindahkan televisi tersebut atau bersiaplah untuk menghadapi konfllik yang besar dengan mereka. Kita harus menentukan acara televisi yang akan ditonton oleh anak kita setiap minggunya. Pastikan televisi tidak dihidupkan ketika acara ditetapkan untuk ditonton belum mulai. Jangan biarkan televisi hidup hanya untuk melihat iklan atau untuk mendengar suaranya saja. Orang tua juga perlu, mendampingi anak-anak saat menonton sebuah tayangan dan memberi mereka penerangan akan siaran yang ditonton. Kita perlu melihat bagaimana anak-anak menyikapi tontonan tersebut dan memberikan waktu untuk mendiskusikannya bersama. Orang tua juga perlu menetapkan jam untuk menonton.
0 komentar:
Posting Komentar